Annisa Monica Oemardi lahir di lingkungan yang memang sudah berbeda keyakinan. Ibunya Ny. Vera Oemardi asal Ceko, beragama Nasrani. Ayahnya Oemardi beragama Islam. Saat Monica dilahirkan tahun 1974 lalu, orang tuanya mengajari satu keyakinan yang dianut agama ibunya. Jadilah Monica Oemardi tumbuh di antara dua kepercayaan yang diyakininya sama-sama baik. Sejak kecil, ia terbiasa dengan kerukunan dua agama. Namun ia sadar, dua kepercayaan yang ditumbuhkan dalam mahligai rumah tangga, membuat tidak maksimal menerima keyakinannya.
Monica akui, terkadang ia mengikuti ibunya ke tempat ibadah di gereja. Di hari lain, ia menyaksikan ayahnya mendirikan salat lima waktu. Namun lingkungan sekolah, di mana Monica kecil sempat menimba ilmu sejak SD hingga SMP berlatar belakang Nasrani di Jakarta, juga menjadi persoalan dalam dirinya.
Sampai suatu hari ia bertemu dengan seseorang yang membuatnya jatuh cinta. Endi Wibowo yang di kemudian hari, mengajaknya untuk menikah. Sebelum proses berumah tangga itu terjadi, Monica sudah sering diajak Endi ke gereja. Karena merasa cocok waktu itu mereka memutuskan untuk menikah dengan catatan Monica harus mengikuti agama suaminya. Maka proses pindah agama pun dilakukannya.
”Waktu itu saya sempat minta izin sama Mama dan Papa. Mereka mengizinkannya, katanya terserah saya, karena sayalah yang akan melakoninya. Saya pun memasuki agama baru sesuai keyakinan suami saya,” cerita Monica suatu hari pada penulis, di ujung sore di Bandung.
Tetapi dalam mengarungi bahtera rumah tangga bukannya kebahagiaan yang diperoleh, justru perbedaan-perbedaan tumbuh dalam kehidupan Monica dan Endi. Hingga akhirnya ia melahirkan anak pertamanya bernama Joshua. Perbedaan prinsip itu semakin tajam dan akhirnya berakhir dengan perceraian. Endi Wibowo bersikukuh memisahkan Monica dari anaknya. Bahkan Monica tidak diperkenankan untuk bisa bertemu dengan anak kandungnya sendiri.
Dalam proses pencarian jati diri itu, Monica semakin sibuk terjun di dunia sinetron. Ia lebih banyak terlibat pertemanan karib dengan Vinny Alvionita dan Dian Nitami sesama artis lainnya. ”Ke mana-mana selalu bersama Vinny atau Dian,” kenang Monica. Sampai suatu hari, Dian Nitami dan Vinny bertamu ke rumah kost Monica. Cerita dan rasa kangen sudah sering saling berbagi. Hingga tiba saat azan magrib berkumandang, Dian Nitami meminta izin untuk mendirikan salat.
”Dian itu di dalam mobilnya, berisi mukena dan sajadah, jadi ketika ke rumah pun alat salatnya itu sering dibawa-bawa. Saat itulah ketika Dian mendirikan salat magrib, hati saya terketuk. Dengan pakaian putih-putih, Dian Nitami tampak begitu cantik ketika itu. Lalu sebelumnya saya juga melihat proses mengambil air wudhu terlebih dahulu sebelum mendirikan salat. Saat itu saya berpikir memang seharusnyalah demikian, sebelum menghadap Allah harus terlebih dahulu kita menyucikan diri dengan air wudhu,” pikir Monica kala itu.
”Saat Dian menjelang mengakhiri salatnya tiga rakaat, tiba-tiba saya mendapat kekuatan untuk mengatakannya pada Vinny yang kebetulan menunggu giliran salat. Saya bilang begini: Vin, ajari aku salat, ajari aku Islam dong! Vinny waktu itu kaget mendengar ucapanku. Saya juga tidak tahu memperoleh kekuatan dari mana saat suara itu datang dari suara batinku sendiri. Tetapi saya sadar mengatakannya saat itu,” kisah Monica.
Sebagai sahabat, Vinny menghadiahi sebuah buku berjudul ”Lentera Hati” karangan Quraisy Shihab pada Monica. Buku itulah yang kemudian membuat Monica jadi teringat pada Quraisy Sihab. Sebab secara kebetulan Quraisy Shihab menjadi penceramah di acara buka bersama di rumah Rahmat Gobel, di mana bebepara artis ikut menghadirinya termasuk Monica.
”Saat itulah saya diberitahu Quraisy Shihab bahwa jika ingin masuk Islam jangan lama-lama. Rupanya ada rekan yang sudah membocorkan niat baik saya ini ke Bapak Qurais Shihab. Akhirnya malam itu juga kebetulan malam tahun baru 1999, tepatnya 31 Desember 1998 saya mengucapkan dua kalimat syahadat dengan khusuk, yang kemudian secara resminya tanggal 8 Januari 1999 saya ikhlas secara resmi sebagai pengikut Muhammad saw., Insya Allah hingga akhir hayat saya,” papar Monica kala itu.
Dalam perjalanannya, Monica tidak pernah berhenti berusaha, terutama memahami Islam. Di sisi lain, ibu kandung Monica, Ny. Vera Oemardi pada akhirnya sangat tidak menyukai apa yang telah dilakukan anaknya. Ia bersikap pasif. Meski jauh di dasar hatinya, ia lebih bahagia jika melihat anaknya ini tetap menganut agama sesuai yang diajarkannya sejak kecil.
”Sempat sakit hati, bagaimana pun kan namanya orang tuanya ya tetap saja merasa dikhianati. Apalalgi teman-temanku juga memberi masukan dengan apa yang telah dilakukan Monica. Karena saat Monica pindah agama, ia tidak minta izin terlebih dahulu. Prosesnya memang cukup panjang, saya mengerti posisi Monica waktu itu, sehingga saya sadar segalanya memang terserah Monica. Jadi hubungan kami baik-baik saja, tidak ada masalah lagi,” ujar Ny. Vera Oemardi ketika dikonfirmasi ”PR” Rabu (20/10).
Hubungan sebagai anak dan ibu berjalan dengan normal lagi.
”Biarlah Monica punya cara sendiri menemukan kebahagiaannya, kebahagiaan dia menjadi kebahagiaan kami orang tuanya,” kata Ny. Vera.
Monica semakin memperoleh energi baru. Ia kemudian mempelajari salat dan mengaji secara kontinyu. Apalagi, Vinny Alvionita kembali meminjami dia kaset yang isinya berupa pengajaran doa-doa salat. Menurut Vinny, kaset itu adalah kaset yang sudah turun temurun dalam keluarganya.
”Karena statusnya pinjaman, suatu saat saya akan mengembalikannya dengan catatan saya sudah bisa mempraktikkan apa yang diinstruksikan. Kaset itu sudah lama saya kembalikan,” kata Monica.
Dari sanalah, kemudian Monica menghafal doa-doa salat termasuk membaca buku petunjuk salat yang dibelinya dan dari pemberian rekan-rekannya. Lingkungan Islam yang dimasukinya, sebenarnya bukan hal baru bagi Monica, karena di lingkungan keluarga besar ayahandanya, semua adalah penganut Islam. Namun hidayah itu datang justru saat pergumulan Monica di lingkungan persahabatannya dengan Vinny dan Dian Nitami.
Ia pun ingin menjadi wanita yang bisa membaca Alquran dengan baik. Bahkan ia berniat untuk menunaikan ibadah umrah. Karena ia pun mengatakan, bahwa jika mampu ia akan berangkat umrah dan jika perlu menunaikan ibadah haji sebagai penunaian rukun Islam kelima.
Monica tampaknya masih harus kembali berjalan dalam pencarian memperoleh calon imam dalam dirinya. Ia juga sangat yakin, suatu saat nanti ia akan dipertemukan jodoh yang cocok bagi dirinya. Ia sangat berharap bisa memperoleh pendamping yang mampu membimbingnya menjadi makmum yang baik.
Sementara itu kesibukan antara karier dan dirinya yang hidup sebagai janda kala itu, bisa diisi dengan maksimal sehingga tidak lagi merasa kosong. Setiap kali, ia merasa ada masalah ia telah menemukan jalan untuk berdialog kepada Allah SWT. Di sana ia bebas mencurahkan isi hatinya. Saat-saat salat, terkadang Monica tenggelam dalam doa. Salah satu doanya pula ia bisa dipertemukan dengan calon suami yang bisa memimpinnya hingga akhir hayatnya. Sayang pernikahannya yang ke dua dengan Lands. S. Piana sesama pemain sinetron tidak berumur panjang. Perceraian kembali menghadang perjalanan Monica Oemardi.
Hingga akhirnya ia kembali bertemu jodohnya yang ketiga, beberapa waktu lalu. Ia dipersunting oleh Arya, seorang pengusaha yang tampaknya mau mengerti segala kelebihan dan kekurangan Monica Oemardi. Aryalah kini yang menjadi imam yang selama ini dicari dalam bahtera rumah tangganya. (Ratna Djuwita/”PR”)***
Journey to Islam Oleh : Redaksi 26 Dec 2004 - 3:00 am
No comments:
Post a Comment